Rabu, 23 Februari 2011

mungkin aku sudah gila!

aku tahu yang seharusnya aku lakukan
adalah menutup mulutku, 
menyimpan semuanya hanya untukNya dan untukku...

tapi...
meski mulut telah ku bungkam, tanganku bertutur lain.
entah apa yang membuat ku seperti ini.
aku hanya ingin mengabadikan.
lewat tulisan.

aku suka kau. tapi aku tahu aku ini seperti tak tahu diri.
aku tak tahu apa apa tentang kau.
kecuali.

yang aku tahu
aku suka ketika melihat kau bicara.
gagah dan meyakinkan

aku suka ketika melihat kau menyela dan membetulkan
cerdas, berani, tanpa keraguan

aku suka ketika melihat kau merasa tiga hari adalah segalanya
positif dan berapi api

aku suka ketika melihat kau bertegur sapa
hangat dan penuh hormat

aku suka ketika melihat kau,
seperti kau yang telah lama aku cari,
tapi seperti aku kah yang kau cari?
bahkan aku berkebalikan dari kau...

jauh.

seperti tak pantas mendambakan kau.
bagai pungguk merindukan bulan sepertinya.
agak kasihan ya.

suka..
aku menamainya seperti itu saja.
cinta?
aku tak ingin menamainya seperti itu.
aku tak tahu kau. kau pun tak tahu aku.
lancang sekali menyebutnya cinta.

tetaplah tertawa lepas, karena aku pun suka melihat kau yang seperti itu.
meski aku tak pernah tahu apa yang membuatmu terpingkal

benar mungkin aku sudah gila!

tapi setidaknya kita masih beratapkan langit yang sama. semua masih mungkin.

Sabtu, 19 Februari 2011

that bad news...

  
Sudah 2 minggu ini saya menjalani blok abstrak. Kami selalu menyebut blok non klinis sebagai Abstrak!. Yeah blok kedokteran keluarga. Jujur terus terang, sebenernya blok ini cukup diringkas menjadi satu kalimat. Intinya sebagai seorang dokter, nantinya kita harus merawat pasien secara holistic komprehensif dan berkesinambungan serta tanpa mengesampingkan peran keluarga di dalamnya. Udah titik.

Meskipun sepertinya sulit diwujudkan dalam system yang ada di Indonesia saat ini *entah pas saya udah jadi dokter*, namun saya yakin ilmu blok ini akan bermanfaat ke depannya. Saya hanya merasa ga perlu panjang dan bertele-tele seperti ini.bayangkan saja satu kalimat itu dibikin kuliah sepanjang 1,5 bulan dan bernilai 5 SKS L

Okey. Sekarang saya ingin berbagi pengalaman.  Setidaknya berusaha menerapkan kuliah kuliah yang agak ‘teoritis’ sekali bagi saya *dan teman sejawat pastinya* dalam kehidupan sehari-hari. Berhubung saya ini masih mahasiswa kedokteran statusnya not yet alias belum jadi dokter *masih ngutang pendidikan profesi 1,5 taon jg kali* jadi ya ini pengalaman saya menjadi keluarganya si pasien.Dan semoga dari pengalaman saya ini, yang sempat membaca postingan saya ini bisa tau betapa pentingnya perawatan holistic komprehensif dan berkesinambungan itu.

Beberapa waktu yang lalu, mamah saya divonis diabetes mellitus (kencing manis) karena GDS (Glukosa darah sewaktu) : 260 mg/dL. Dengan gejala klinis yang sama, yaitu turunnya berat badan *turun 10 kg* tanpa sebab yang jelas, dan merasa mudah lelah, meskipun belum ada satu pun trias DM yang muncul.

Dan lucunya mamah saya, periksa GDS itu bukan atas saran saya, tapi saran masyarakat luas. Ckckck canggihnya masyarakat jaman sekarang, lebih pintar dari saya *waduh*. Yah mungkin karena keterbatasan, saya Cuma punya clue turun BB secara cepat dan mudah lelah. Tanpa pemeriksaan fisik. Itu kan bisa macem macem!! *ah ngeles*.  Pikiran pun macem-macem, dari mulai yang teringan alias psikosomatik sampe kanker L

Baiklah kalo begitu. Hmm kami sebenernya punya dokter yang bisa jugalah disebut dokter keluarga *maksudnya ya apa apa ke dokter itu aja dulu, baru ke dokter spesialis J*, tapi mungkin pas dulu beliau kuliah belum ada ni kuliah macam kita “kedokteran keluarga” hahaha jadi ya sekalinya breaking bad news ya udah ga dilanjutin macam holistic komprehensif dan berkesinambungan.

Wah bener-bener deh yang namanya dapet berita buruk itu rasanya campur-campur. Aseli!. Ga ada bandingannya sama refleksi perasaan, refleksi isi, empati  dan kawan-kawannya itu pas kita diajari breaking bad news. Bener-bener rasanya hancur berkeping-keping .

Sebelum saya tau berita buruk ini, mamah udah nangis dua hari dua malam dan berusaha menyembunyikannya dari saya.  Tiba-tiba telepon *eh ga tiba-tiba juga deng*, terus baru ngucapin salam ehhh mewek dah ah belum ngomong. Haduh…  warning sign ni, mesti ada apa-apanya L

Apalagi buat saya yang dari kemaren mikir jangan jangan kanker haduuuh >,<. Bener-bener orang semakin ada ilmunya semakin takut.makanya kita umat muslim mesti banyak ilmunya, biar semakin takut sama siksa api neraka *ceile mahasiswa UMY haha*

Malam itu Cuma denger isakkan tangis mamah aja, sambil terbata-bata “huhuhu nak mamah kena diabetes, gimana ini nak? Mamah ga akan mati kan ya? Kaya orang-orang yang kena DM dan pernah mamah tengokin? “
Wasah jederrrr, perasaan saya campur aduk. Ada lega ada setres juga. Lega itu bukan kanker. Tapi DM is so great too L

Baiklah dengan pengalaman seadanya, saya coba menenangkan mamah saya sebisanya tapi tidak juga memberikan harapan yang berlebihan. Intinya DM itu ga bisa sembuh, tapi bisa dikontrol, dan ga bakalan menimbulkan kematian jika dikontrol dengan baik. Yah seenggaknya saya berhasil meyakinkannya saat itu, meski ilmu koreksi ECM baru saya dapatkan di blok ini.

Setelah ditelusuri, tegaknya diagnosis DM ini baru melalui GDS padahal ada segambreng pemeriksaan lain yang lebih spesifik. Tapi terapi awal memang lebih cepat menunjukan diagnosis kita itu benar atau salah.  Jadi ceritanya mamah dikasih obat hipoglikemik oral (OHO), lalu di lihat perkembangannya.

Nah, permasalahan enggak cukup sampe di situ saja…

Setelah telepon dari mamah ni, sms pun mulai berdatangan. Saya yang notabene mahasiswa kedokteran tingkat tiga dari kalangan bukan keluarga dokter pula, dianggap dewa L.

Ternyata ECM itu ga cukup datang dari pasien, tapi keluarganya lebih dahsyat jauh lebih dahsyat. Semuanya perlu saya koreksi dan saya tenangkan. Papah, si uwit, si ubay, mamas pun sms saya. Dan mulai saat itu pun saya sibuk. Sibuk mencarikan takaran makanan yang pas, sibuk menenangkan mereka, sibuk membuat list untuk apa-apa saja yang mesti dilakukan, sibuk mengedukasi, sibuk meyakinkan bahwa diagnosis kerja ini perlu di cari kejelasannya lebih lanjut. Ditambah setiap hari mamah telepon berderai air mata karena bingung mau makan apa, atau efek OHO yang katanya rasanya nauzubillah di kepala. Dan tentunya sibuk menenangkan diri saya.

Akhirnya setelah OHO habis, dan puasa minum obat itu beberapa hari. Saya anjurkan mamah untuk periksa ke dokter lain yang merujuk ke salah satu laboratorium. Haha bukan tidak percaya pada diagnosis kerja dokter kami, namun pasien juga berhak untuk second opinion.
Dari awal saya ikuti, yeah gimana enggak orang mamah sms

“nak, mamah ke laboratorium sekarang, doakan mamah ya hiks L
“nak, mamah disuruh puasa dulu, padahal dari kemarin udah sedikit banged makannya, masa disuruh puasa lagi?” à nah ECM lagi
“nak , mamah lemes banged ni padahal belum selesai puasanya. Hiks L

Yah walopun saya agak lebaiy sedikit menggambarkan smiley merengut di sana hahaha karena jujur mamah saya itu ga pinter bikin ikon ikon gitu.Tapi kurang lebih seperti itu laaah hehe J

Dan hasilpun ditunggu selama 3 hari. 3 hari itu kami sekeluarga tidak ada henti-hentinya memohon bahwa semuanya baik-baik saja, diagnosis awal itu terbantah, atau malah mungkin memohon bangun dari semua ini, tau-tau bangun aja gitu dan ohhh sukurlah semua ini Cuma mimpi hahahaha J

Tiga hari pun berlalu..

Yeah masih saja diawali dengan
“nak, doakan mamah ya L

Tapi syukurlah, semua pemeriksaan menyatakan negative untuk DM, Alhamdulillaaaaah

Dan hari itu pun di akhiri
 nak, mamah lagi minum teh botol ni, nikmatnya sehat itu J
Ehhh ketinggalan… masih ada lanjutannya
nak, mamah ga mau pergi ke dokter itu lagi, udah bikin mamah setres selama 2 minggu ini, mamah ga makan manis manis, mamah lemes, ahhh alatnya salah semua tu…” à
Yah itu PR bagi saya…, “dokter juga manusia mah…”


maka dari itu jadilah dokter keluarga yang sholeh dan sholehah *ceile UMY banged


Selasa, 15 Februari 2011

the only exception....

When I was younger
I saw my daddy cry
And curse at the wind
He broke his own heart
And I watched
As he tried to reassemble it


And my momma swore that
She would never let herself forget
And that was the day that I promised
I'd never sing of love
If it does not exist



papah saya memang tidak pernah patah hati, karena mamah adalah cinta pertama dan terakhirnya. tapi yeah well saya yang patah hati.tapi itu sudah duluuuu sekali.yeah "when i was younger"

Maybe I know, somewhere
Deep in my soul
That love never lasts
And we've got to find other ways
To make it alone
Keep a straight face



saya percaya cinta sejati itu ada, cinta yang tulus itu ada. saya pernah merasakan itu. tapi? sepertinya ketulusan itu tidak berharga. ketika saya dituntut untuk menjadi kekasih yang sempurna. 


And I've always lived like this
Keeping a comfortable, distance
And up until now

I had sworn to myself that I'm
Content with loneliness

Because none of it was ever worth the risk



yah. mungkin bagi sebagian orang ketulusan cinta adalah menerima apa adanya orang yang dicintainya. namun ketulusan bagi saya tidaklah sesempit itu. jika memang perlu diubah maka berubahlah. menuntut perubahan yang lebih baik dari diri seseorang tidaklah sama artinya dengan tidak menerima apa adanya. karena tidak ada lagi yang bisa mengingatkan dan berkata jujur apa adanya selain saya bagi dia dan orang-orang terdekatnya. oh ternyata saya salah....
kejujuran saya tidak dihargai. ketulusan saya tidak dianggap.
yah saya bukanlah kekasih yang sempurna...


takut?
jujur takut. bukan dalam hal obyeknya yaitu cinta...
tapi aku takut. aku jatuh cinta pada orang yang salah sekali lagi.orang yang berharap saya menjadi kekasihnya yang sempurna. yang hanya mengiyakan apa yang dia katakan. tanpa peduli salah atau benar. yang menerima dia apa adanya dalam makna yang penuh kenaifan. yah menerima apa adanya. 

terus terang banyak lelaki yang mempesona, tapi ya itu...
hingga sampai saat ini. rasa itu benar-benar saya batasi sampai kekaguman semata...
tidak ada suatu hal apapun yang saya tunjukkan bahwa saya tertarik, saya perhatian atau apa lah...karena saya tahu, saya belajar, bahwa dalam setiap perhatian tersimpan satu harapan untuk mendapatkan yang sama...

entah sampai kapan saya merasa seperti ini.
setidaknya saya merasa nyaman dengan kehidupan saya saat ini...

mungkin hingga saya bertemu dengannya.dia yang terbaik menurut Allah.yang mampu saya mengerti dan mengerti saya.yeah you are the only exception...


Well, You, are, the only exception
You, are, the only exception
You, are, the only exception
You, are, the only exception
I've got a tight grip on reality
But I can't
Let go of what's in front of me here
I know you're leaving
In the morning, when you wake up
Leave me with some kind of proof it's not a dream


And I'm on my way to believing Oh, And I'm on my way to believing





cita citakuuuuuu, ingin jadi presiden *nah loh?*

 Kalo ditanya cita cita dari jamannya kecil sih emang pengennya jadi yang insya Allah tinggal dijalanin sungguh-sungguh aja... tinggal nunggu proses-proses berikutnya...

nah seiring perkembangan jaman, perkembangan pola pikir, perkembangan karakter, perkembangan jati diri, pertumbuhan badan yang meski ga tahu tumbuh kemana, karena ke atas udah ga bisa, apalagi tumbuh ke samping, ga pernah berhasil... 
haduh malah ngelantur... hmmm jadi begini, cita-cita saya saat ini adalah punya keluarga yang sakinah, mawadah, dan warohmah *halah* dan jadi istri yang sholehah bahagia dunia dan akhirat J

terlepas dari teladannya kaum muslimah, yap para istri-istri Rasulullah dan puterinya Fatimatuzzahra, hmm gambaran yang tergambar *halah* dalam angan-angan saya tentang istri yang sholehah ya sebelas dua belas sama Anna Althafunnisa di cerita fiksi Ketika Cinta Bertasbih

Manut sama orang tua dan suami, aurat tertutup smua, kalem, bacaan Qur'an bagus, dan ngaji pun ga sekedar membaca ayat-ayatnya aja, ga ngurusin status fesbuk yang belum diganti, atau gosip artis terbaru...

haduuuuh rasanya saya masih jauh sekali dari semua itu... L
padahal memimpikan suami soleh kaya Rasulullah... yah minimal Khairul Azam wakakaka :D

gimana ini?
masih saja suka pake jeans kemana-mana, aurat ga tertutupi sempurna, dan masih saja tukang ngeles karena hujan lah ga usah pake kaos kaki, koleksi rok belum lengkap lah, atau hanya karena ga nemu gamis panjang yang cocok :(
belum lagi masih saja urusan sama masalah orang, suka nonton infotainment, dan hal hal kecil lainnya....
serasa masih setengah setengah cinta sama Allah azza wa jallaa... L

tapi ya kalo dipikir-pikir aku masih jauh lebih baik lah dibanding yang ga lebih baik dari aku *nah loh?*, setidaknya sudah ada niatan dan mulai dari hal hal terkecil saja dulu,... ga usah diceritain ya takut Riya jadinya *wakakaka*

nah masalah agama udah yang paling atas, sekarang yang lain-lainnya dijabarin satu satu ah, jadi beginilah kira-kira karakter istri sholehah yang ada di pikiran saya :

1.     KALEM *sampe mati kayaknya ga bisa!*
Dasarnya udah cerewet begini, cablak kemana-mana, emang sih kesannya kalem di awal eh pas udah kenal lama... cetaaaaaaar prang prang prang.... *sedapur piring pecah semua* ga ada kalem-kalemnya...yang ada dikatain GILA dan Otak longgar :( kalo aku berubah jadi agak sedikit kalem dikira lagi sariawan atau lagi sakit padahal lagi pengen jadi wanita kalem, karena jujur saya juga suka liat wanita kalem...,
tapi gimana?

2.     SABAR
Bismillah lagi bener-bener berusaha sabar sama segala sesuatu yang saya hadapi, amarah itu memang fitrah tapi ya berusaha sebisa mungkin ditahan lah, kalo saya sih berusaha diam dulu rendam dalam waktu 30 menit *naaaah ngelantur :D*,, rendam dalam diam biar nafsu amarahnya ga kedengeran sama syaiton yang akan melebay-lebaykan… istighfar baru deh enggak marah lagi… *insya Allah*,, kalo anda? Bagaimana?

3.     KEIBUAN
Siapa sih yang ga pengen punya istri keibuan, bisa ngurus anak-anak dengan baik. Mengurus keponakan *sekarang udah 3* sedari tahun 2003 sampai sekarang 2011 *meski kalo pulang aja sih* insya Allah sudah mengerti bagaimana cara ngadepin anak kecil, ya tentunya dengan cara saya sendiri… haha.. :D
Mungkin wajah tidak keibuan *ngaku*, tapi jangan heran kalo anak-anak yang baru saya temui cepat akrab dengan saya hahahaha… tapi satu sih kelemahan saya yang terlalu sering menghadapi anak kecil, jadi lupa kalo ngadepin orang dewasa *nah loh* jadi kebawa-bawa… L *masih bisa belajar lagi lah…

4.     PUNYA WAKTU YANG LEBIH UNTUK KELUARGA

Dulu pengen jadi wanita karir yang sukses, berasa keren gitu, punya suami yang sukses punya perusahaan dimana-mana, biar sering jalan-jalan ke luar negeri, eh sekarang berubah…

Yah tetep sih pengen jadi orang sukses, tapi bagaimanapun keluarga adalah yang terpenting. Keluarga juga kan yang jadi tanggung jawab kita di mata Allah. Orang ga bisa disebut sukses kalo keluarganya aja ga harmonis, nauzubillahimindzalik lah…

Sekarang sudah punya gambaran gimana entar caranya biar siang dan malam bisa tetep bareng-bareng keluarga…secara pekerjaan yang saya pilih ini membuat saya menjadi milik umat, manut sama umat yang membutuhkan pertolongan.. *ceile*

Tapi tetep pengen jalan-jalan ke luar negeri bareng keluarga *wakakakaka*

5.     PINTER MASAK
Sungguh mati saya pengen belajar masak yang bener… kalo ada yang tau ada tempat kursus masak hubungi saya ya…Menurut saya istri idaman adalah istri yang pinter masak. Bisa masakin suami dan anak-anaknya entah itu pagi, siang, atau malem. Setiap makan bareng keluarga yang utuh makan masakan nyonya besar duh senangnyaaa… J

Pada dasarnya saya pintar meracik, entah itu kopi entah itu susu cokelat, atau sekedar masak mi instan pasti rasanya enak… *maklum selera saya memang lebih dari rata-rata, klo menurut saya pas pasti menurut yang lain pas juga*
Yah lumayan buat bakat-bakat masak J

6.     PINTER BOSO KROMO
Ya Allah hidup di keluarga jawa ya begini ini, mesti ngajeni orang-orang yang lebih tua dari kita. Ga melenceng dari agama juga kok. Jujur saya yang tinggal di daerah pantura dengan bahasa ngapak kental sangat sulit belajar boso kromo yang baik dan benar, akhirnya hanya terbata-bata sedikit sedikit dan yang paling parah keceplosan ngoko apalagi ngapak paraaaah *tutup muka*

Kalo yang satu ini sih wajib kalo punya mertua asli jawa, wakakaka tapi bukan artinya kalo gay a ga belajar ya… tapi hukumnya paling ga turun dari fardhu ain jadi sunnah muakkad

7.     BERPENAMPILAN MENARIK
Walopun enggak begitu cantik dan begitu pintar dandan, paling ga, ya janganlah main asal tabrak lari kalo pake baju. Atau ga heboh heboh amat pake perhiasan. Yah paling ga ga malu-maluin dibawa kondangan.
Wkwkwkwkw

8.     MANDIRI
Contohnya pinter, ngepel, nyetrika, ngucek cucian, nyetir, benerin gendeng, ganti galon dispenser, benerin lampu, yah minimal itu lah biar kalo lebaran ditinggal pembantu mudik ga repot repot amat hehehe, biar kalo lagi ada keadaan darurat dan ga ada supir pribadi bisa diandalkan.
Ga melulu kan bisa minta tolong suami atau pembantu?

9.     CERDAS
Yap para istri a.k.a ibu harus cerdas. Jangan bego dan gampang dibegoin hohoho. Biar anak-anaknya juga cerdas. Dan biar suaminya sadar kalo hampir terbego2in salesman atau malah penipuan SMS minta pulsa*halah ga penting*

Yah segitu dulu yang kepikiran saat ini, belum ada kepikiran lain, entar deh kalo udah kepikiran lagi saya update di bawah *nah kaskus banged*…

Apa sih tujuannya saya buat kriteria kaya gitu?
Biar jelas apa yang saya inginkan, ya agak sedikit curhat juga, ada bumbu promosi juga, *wkakakaka*. Yah sekedar sharing.
Perempuan baik hanya untuk lelaki yang baik. Itu saja. Bismillah ya Allah… semoga cita-cita ini Engkau ridhoi, Engkau kehendaki, karena tidak jadilah suatu kejadian yang ada tanpa kehendakMu aamiin J