Rabu, 11 Desember 2013

Sebelas Dua Belas Tiga Belas :D

11 – 12- 13
Tanggal yang cantik bukan?..Alhamdulillah di tanggal yang cantik ini jatuhlah keputusan akhirnya saya lulus UKDI yang artinya di tanggal ini pula secara resmi saya sudah menjadi dr. Intan Lindia Sari. Yeay. The best feeling ever in my life. :D

Never have a plans today but it goes on its way be a great day...

Lucunya saya sedang dalam masa putus kontak dengan internet dengan socmed maupun sekadar sms atau telepon dua hari, bukannya saya lagi ngambek sama pacar atau sama orang lain, yang ada karena ponsel saya yang sudah jadul kena aer hujan dan touchscreennya korslet, gak mau ditap sana sini hiks. Sama sekali gak ngerti bakal ada pengumuman, saya cuek dengan keadaan nistanya telepon selular itu. Ditambah seharian ini sibuk ngerujuk sodara ipar yang kena DHF grade 3 ke RS.

Jadi semacam ada feeling bahwa ada yang saya harus lihat di dunia maya malam ini, saya gak bisa tidur padahal rasa ngantuk udah tak tertahankan. Terpaksa nonton india Jab Tak Hai Jaan yang ya begitulah berharap bisa nangis-nangis meluapkan perasaan *lebey*.  Jadi karena gusar gak bisa tidur saya kemudian meminjam ponsel adek saya yang sudah terlelap tapi ya tetep diganti pake simcard sendiri, eh beneran di TL twitter udah rame aja, tweet semacam “Alhamdulillah, selamat dokter bla bla bla... “ kemudian saya gemeteran.

Entahlah saya gemeteran udah gitu aja. Tau sudah ada pengumuman UKDI. Brrr...

Sambil gemeteran saya mencoba membuka situs uk.aipki.kdpi.or.id dengan penuh perjuangan, karena kepaksa harus pake ponsel symbian 60 apa ya? Sementara ini udah jaman si robot hijau yang wus wus wus, ini harus pake model jadul yang lemotnya minta ampun, gemeteran saya makin menjadi setelah akhirnya butuh waktu 15 menit untuk membuka bagian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta *almamater* dan ada deretan nomer nomer ujian peserta yang dinyatakan lulus di sana, semakin dekat dengan nomor urutan saya semakin saya gemetar hebat....

Akhirnya muncul juga nomer 22603101771 di bagian UK CBT Alhamdulillah...

Tapi gemeteran saya gak berhenti sampe situ karena pulsa saya ternyata habis saat mau membuka bagian UK-OSCE, belum lagi sms dari teman yang menanyakan nomer saya, saya panik.. makin panik.. akhirnya terpaksa nggedor kamar mamih, yang gak pernah kekurangan pulsa :D
Antara mau meluk tapi belum tau OSCEnya lulus apa gak, langsung lah saya telepon itu Ney, dan minta liatin nomer urut saya di bagian OSCE, dan Alhamdulillah saya LULUS,,...

Congrats dr. Intan Lindia Sari, akhirnya setelah perjuangan panjang sekolah 6 tahun, belajar persiapan 2 bulan sampe ke jakarta naik progo dan pulang naik bogowonto yang penuh perjuangan sampe mau bawa tas ibu ibu sebelah, dan kebawa mimpi ujian OSCE beberapa hari setelahnya, akhirnya saya LULUS... Alhamdulillah.. :D

Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, yang telah memberikan karunianya yang tidak ternilai harganya, semoga memang saya pantas dan senantiasa dipantaskan akan gelar ini. Berusaha yang terbaik sesuai sumpah dan hati nurani dengan standar yang setinggi tingginya. Ini bukanlah akhir, melainkan awal dari langkah selanjutnya..

Sumpah dokter yang direncanakan 11 januari ternyata mundur menjadi 25 januari, okelah.. apa mesti diselip sumpah sehidup semati dengan kekasih di depan penghulu? Hahaha sabar, pernikahan butuh persiapan matang, pelan pelan sajaaaa... *ala tantri kotak* :D

Sekali lagi selamat berjuang TS, di tengah tengah cibiran masyarakat kepada kita karena adanya pembentukan opini oleh media, selamat atas gelar barunya, selamat atas kemenangan kita atas diri kita sendiri, atas perjuangan kita sebelum ini. Semoga kita amanah dan senantiasa tawaddhu atas keilmuan yang kita peroleh ke depannya.. Aamiin ya robbal alamin.

Love you Mom, Dad, Sist, Bro, Niece, Nephew, and you abang... this is for you, for us :’)

Jumat, 30 Agustus 2013

Berbicara mengenai perasaan...

on the last day of August...


Iya di hari terakhir liburan ini, di hari terakhir saya bisa santai santai sebelum akhirnya tenggelam dalam perjuangan lagi belajar mereview semua mata pelajaran yang dikuliahkan dan dijalankan dalam proses kurang lebih 6 tahun ini guna menghadapi berbagai ujian bernama komprehensif dan UKDI, sesungguhnya saya dalam ujian lain yak ujian perasaan.

Berbicara mengenai perasaan, saya sejatinya sudah hampir saja mulai menyerah pada beberapa waktu lalu, iya di setiap saya mengakhiri perasaan saya terhadap seseorang. Namun pasti seseorang hadir di tempat ujung tersebut, yang akhirnya membuat perasaan baru, cerita baru. Akhir dari sesuatu adalah awal dari sesuatu. Berbicara mengenai perasaan mungkin tiada habisnya, sebelum akhirnya kita menemukan tempat untuk berlabuh, berhenti berpetualang mencari pengalaman. iya apalagi kalo bukan perasaan cinta-mencintai-dicintai..

Berbicara mengenai cinta, siapalah yang tidak tahu mengenai perasaan ini. Cinta begitu dijunjung dan tidak membosankan untuk diperbincangkan. Saya rasa semua orang pernah jatuh cinta dan memiliki berbagai cerita cinta yang unik. Tidak ada duanya.

Mencintai saya pernah. Dicintai juga pernah. Namun mencintai dan dicintai saya rasa belum menemukannya.

Hingga usia hampir 24 tahun ini saya melewati beberapa kisah cinta. Kebanyakan agak saiko. Mungkin saya sedikit berbakat menjadi psikiater atau saya memulai sebuah hubungan dengan sesuatu yang salah. Salah orang, salah waktu, salah cara. Berbagai kisah sudah saya lewati, namun cinta yang tulus dari seseorang belum benar benar saya alami. Itulah mengapa saya masih sendiri sampai saat ini.

Beberapa orangtua laki-laki datang ke rumah meminta saya menjadi menantu. Sebuah kehormatan bagi saya untuk menerima tawaran itu. Sungguh mereka bukanlah orang sembarangan, hampir semuanya kaya raya dan anaknya pun tak sembarangan, bukan duda apalagi buruk rupa, mereka bujang, rupawan, dan kaya raya. Bukti bahwa dokter masih menjadi primadona buat dijadikan menantu. :))

Bukannya saya sombong atau sok cantik, sungguh saya merasa terhormat mendapatkan tawaran tersebut, tapi bagi saya pernikahan bukanlah komitmen untuk satu atau dua hari. Pernikahan bukanlah kontrak layaknya indekos atau kontrak sementara yang ketika semuanya terasa mulai kurang nyaman saya bisa pindah dengan mudahnya ganti kontrak dengan yang lain. Bukan itu. Iya saya menolak beberapa laki-laki tersebut karena mereka kurang memenuhi kriteria minimal saya. Orang bilang saya terlalu pemilih. Realistis saja. Membeli pembalut saja kita milih apalagi calon suami, calon ayah dari keturunan kita.

Soleh. Mencintai saya. Setia. Lebih tua 2-3 tahun (kalo bisa). Mapan. Bertanggung jawab. Membolehkan saya tetap menjadi dokter. Membolehkan saya sekolah spesialis. Disetujui orangtua keluarga dan teman dekat.

Kriteria yang tidak muluk muluk bukan?

Beberapa waktu lalu seseorang bertanya mengenai rencana masa depan saya. Saya kira saya sudah menemukan jodoh. Karena kata orang (lagi2) kami itu cocok. Kelihatannya kami saling mencintai. Iya memang benar ada kasih sayang di antara kami tapi?. Beberapa waktu saya menikmati saja, namun suatu ketika saya merasa harus mencari pembenaran dan penjelasan, dan ternyata jawabannya tidak seperti saya kira. Saya rasa memang saya bukan tipenya. Dia pantas untuk seseorang yang lebih baik daripada saya.

Tidak berasa masa koass yang masih bisa menjadi alasan dan tameng kesendirian saya pun berakhir sudah. Saya tidak bisa mengelak lagi bahwa janji saya mencari pasangan setelah koass selesai harus dilakukan. Sebenarnya sih saya merasa masih muda kinyis kinyis dan belum terlalu siap jika memikirkan untuk menikah. Tapi kenyataan bahwa di keluarga besar saya adalah perempuan tertua yang belum menikah, ditambah sudah menolak beberapa laki-laki ganteng kaya raya membuat kekhawatiran orangtua meningkat sekitar 888% melihat saya masih asyik masyuk sendiri ke sana kemari.

Demi janji saya mencari ini saya sudah berkenalan dengan beberapa orang, meminta bantuan teman, dan meminta bantuan orangtua saya sendiri. Apalah susahnya berkenalan dengan orang di jaman social media menjamur seperti ini. Yah walaupun kasus kriminal juga marak karena orang berkenalan di socmed sih, tapi ya saya berhati-hati juga lah. Beberapa saya ketemu, yah berakhir di kencan pertama kemudian mereka menghilang, dissapear. Mungkin mereka kecewa, mereka muluk-muluk, dikira saya cantik saya lemah lembut asik. Padahal? Hahaha. Yah sudahlah saya masih sendiri. Tidak apa-apa.
 
Sebenarnya saya lebih suka mengenal orang dengan diri saya sendiri, menilai dia dari cara bicaranya, wawasannya, pandangannya, sikapnya, dan lain-lain. Mungkin karena selama koass dituntut menjadi orang yang sering berjumpa dengan berbagai ragam manusia jadi saya ini termasuk orang yang tepat menilai orang lain dari kesan pertama. Tapi apa salahnya menerima niatan baik orangtua, dikenalkan lagi pada beberapa laki-laki yang menurut mereka baik saya tinggal menyesuaikan, toh saya termasuk orang yang mudah jatuh cinta jikalau melihat seseorang yang baik. Daripada sebaliknya, orangtua tidak setuju padahal saya sudah cinta mati?. yak menghemat waktu.

Promosi pun digencarkan, saya layaknya barang dagangan. tapi hampir semua ibu ibu pengajian bilang dokter ya biasanya dengan dokter to. Orangtua saya mulai apatis. Saya apalagi. Huhahaha.

Beberapa waktu hati saya kosong, kenalan habis di kencan pertama, saya kemudian pasrah kepada Tuhan mengenai perasaan saya, saya ingin jatuh cinta yang terakhir kalinya, saya tidak ingin pacaran lagi. Semoga suatu ketika seseorang datang dengan cara yang baik, datang ke rumah, dan menginginkan saya untuk menemani seumur hidupnya, dia menjadi cinta terakhir saya. Iya jodoh.

Suatu hari tak dinyana orangtua bilang saya akan dikenalkan dengan seseorang, promosinya akhirnya berhasil. Hahaha. Katanya beberapa hari lagi dia akan datang, main ke rumah saya. Oke persiapan lah biar agak kinclong sedikit gara-gara lama di rumah saya jadi agak lecek, soalnya gak kemana mana sih, gak ada yang ngajakin jadi ya perawatan seadanya cuma bersihin muka pake toner dan facial wash udah.

JEDEEER
nyatanya tanpa persiapan orang ini datang di malam harinya. Saya syok. --@
So old fashioned. Saya disuruh mengantarkan minuman dan membukakan beberapa jajanan yang ada di meja tamu. Dasarnya saja saya sudah tremor eh ditambah lagi beginian saya tambah tremor sampai gak bisa ngomong apa-apa. kaya orang goblok. Setelah kurang lebih setengah jam berbincang dengan ayah saya, saya dipanggil lagi, saya malu sumpah malu semalu malunya. Seperti de javu kaya fahri liat aisha yang pertama kalinya di film ayat-ayat cinta. Apalah daya bukan terharu yang ada saya malah malu maluin. --@

Dan kesan saya mengenai orang ini adalah dia memang laki-laki baik yang datang dengan cara baik dan serius. Orangtua saya juga setuju. Saya merasa sudah menemukan jodoh. Dua hari dia menunjukan ketertarikan kepada saya dan seperti menunjukan harapan yang baik. Namun apa dinyana dia terlalu pemalu dan mungkin saya salah langkah atau mungkin salah di perantara kami atau memang bukan jodoh. Di hari ketiga dia pun menghilang. Tidak membalas sms saya. Tidak membalas telepon saya. Saya kecewa. Saya rasa siapapun merasa kecewa.

Saya yang tidak cantik ini tidak lemah lembut ini tidak mengerti cara menarik hati laki-laki ini tidak berharap banyak dari seseorang laki-laki. Mungkin dari beberapa pengalaman sebelumnya saya tahu ini akan berakhir dan tidak berlanjut lagi. Tapi mengapa orangtua dan perantara kami bilang bahwa saya harus sabar dan menunggu karena sejatinya dia belum menyatakan menyerah dan mengakhiri semua ini. berapa lama lagi?

Saya harus menunggu berapa lama lagi? pesimis.

Saya tetap menggerakkan hati, karena di mata saya cinta itu serius dan butuh kepastian, seberapa serius kamu dengan saya? cukup melihatnya dari usaha kamu untuk berkenalan dengan saya. Saya tahu kamu laki-laki baik, tapi jika memang kita jodoh Alhamdulillah. jika bukan maka saya tidak berputus asa. Kamu laki-laki baik tapi mungkin kurang baik untuk saya baik untuk yang lain. Dan saya yakin jodoh saya juga laki-laki baik. 

Katanya kita akan hidup dengan orang yang kita cintai di dunia ini. Semua hanyalah masalah waktu. Tuhan tidak pernah ingkar janji. :')



Sabtu, 16 Februari 2013

dokter mudaku.. dokter mudanya salatiga..

Saturday, 16 February 2013


Salatiga nan sejuk setelah diguyur hujan, sedikit berkabut, dilatarbelakangi gunung sumbing yang samar-samar muncul diantara kabut. Saya pasti akan merindukan kota ini, pastinya dengan seribu satu malam cerita *ga juga*, terlalu indah untuk dikenang tapi terlalu nyiksa kalau diulang HAHAHA :))

Tak terasa, tinggal 3 minggu lagi berdomisili di Salatiga. Yeah dokter mudaku menyisakan 3 stase terakhir di jogjakerdah dan 1 stase lagi dijalani di sini. udah nglewatin 10 stase. Mau merivew perjalanan dokter muda di RSUD salatiga aja si, secara singkat, mumpung lagi niat nulis di blog. buat kenang-kenangan aja...

1. Stase Penyakit Dalam
Stase pertama dokter mudaku adalah penyakit dalam. Masya Allah luar biasa banget dapet stase pertama langsung penyakit dalam yang mengharuskan bener-bener pontang-panting. Anak kuliahan yang masih pupuk bawang mana tau harus follow up pemeriksaan dari ujung rambut-sampe ujung kaki tiap pagi tiap pasien dengan jumlah paling banyak di rumah sakit. :(. Ilmunyaaa masya Allah yang dipelajari banyak banget, banget, banget. Ibaratnya ni ya dokter spesialis penyakit dalam adalah dokter umum yang spesialis, a.k.a harus menguasai segala ilmu dari ujung rambut sampe kaki. menguasai organ, fisiologi, patofisiologi, terapi, terapi terbaru, rekomendasi terbaru, seni mengolah terapi dari a--z dimana kadang dalam satu tubuh pasien itu ga cuma ada satu penyakit-melainkan minimal dua atau lebih yang ga jarang untuk terapinya sangat berlawanan dari satu dan yang lain. Kehidupan kami adalah follow up abis subuh-visite-poli-visite-poli-bimbingan-maju tugas-jaga IGD-follow up-visite-dan berulang lagi siklus yang sama. Kebayang gimana lelahnya kami?? waktu menunggu visite adalah waktu kami sarapan dan tidur di sela-selanya. Jadi kalo koass jaga itu dari abis subuh sampe jam 2 di hari berikutnya, beda ya sama tenaga kesehatan lain yang satu shiftnya cuma 8 jam, mau itu perawat bidan ataupun calon perawat ataupun calon bidan, tapi kami tetep dituntut sempurna SEMPURNA di mata semua orang. padahal kebayang ga? kamu berada di lingkungan RS  itu 32 jam. bahkan di rumah sendiri aja saya tidak pernah selama itu. kadang dengan kelelahan itu tetep aja dimarahin gitu barang sekedar memejamkan mata sekejaaaap aja udah dikatain tu koassnya tidur mulu kerjanyaaa... puehlis deh elo tu ya baru dicharge, gw udah dari kemarin di sini braaaay puehlis gw bukan robot atau petugas administrasi kenapa semuanya harus gw? --a. Ya seperti itulah kira-kira rasanya mahasiswa yang baru bermetamorfosis menjadi koass. Rasanya kaya kita sekolah 4 tahun ga ada gunanya, otak masih aja kosong dan mandeg kalo ditanya konsulen. Beruntunglah konsulen di stase ini luar biasa baiknya, dan sangat menghargai para koass, sangat membela koass, dan sangat murah ilmu.

Di stase ini aku menemukan kecintaanku akan jantung dan mekanismenya, bagaimana ia berirama dan direkam oleh EKG yang memberikan arti di setiap gelombangnya, ga ada organ lain yang bisa memberikan irama seperti itu. Subhanallah. Di stase ini aku belajar untuk menatalaksana orang seutuhnya, karena pasien penyakit dalam bukanlah pasien yang datang cuma sekali berobat terus sembuh dan ga kontrol lagi, melainkan sebaliknya. Perasaan paling bahagia adalah apabila mendapati seorang pasien yang tadinya kita rawat kita follow up datang kontrol ke poliklinik dalam keadaan yang sehat dan segar dan ga lupa sama kita. waaah luar biasa sekali itu perasaannya, bahagia banget :")

Paling enak : maju tugas di rumah konsulen yang paling senior mesti dikasih makan malam, tanya-tanya sama konsulen langsung dijawab, gosip sama bunda, kenal pasien satu per satu sampe keluarganya sampe cerita hidupnya, koass dibela banget sama konsulen, konsulennya paling TOP MARKOTOP

Paling ga enak : visite pagi, ditinggal ga jelas sama konsulen yang atu itu, didiemin konsulen kalo ga bisa jawab pertanyaan krik krik krik awkward moment bangetttt

Paling berkesan : banting hapenya bunda hahaha, dikatain koass males tapi paling pinter sama bunda :p

2. Stase Bedah

Stase besar paling SURGA. Bedah adalah stase dimana liburannya koass yang sedang stase mayor. Dapet siklus bedah setelah penyakit dalam adalah liburan antar stase. Mungkin karena konsulennya aja ya yang nyante. Pasien juga ga terlalu banyak, sedangkan dibagi ber 8 jadi ya se surga-surganya. Follow up aja beda, ga perlu lengkap selengkap penyakit dalam dari ujung rambut sampe ujung kaki. cuma status lokalisata aja sama status post op.. ah surga banget deh. Biasa abis subuh udah nangkring di RS, stase bedah berangkat ya jam 8 lah masih aja tu sempet sarapan. Jaganya pun cuma jaga IGD haha. Paling ga banget adalah ganti balut. Ya sekali dua kali si oke cuma kalo ga ganti tu ya entar diomelinnya bisa sampeeee tahun berikutnya ceritanya "ituloh kakak kelas kalian ga ada yang mau ganti balut". saking niatnya "oknum" tertentu sampe menelepon ke bangsal lain,

Paling enak : berangkat siang, sempet sarapan, sempet nonton serial, puas tidur.

Paling ga enak : dicariin buat GANTI BALUT. sampe hidung ni udah bebal sama bau ulkus.

Paling berkesan : setiap jaga UGD ada aja baggingan CKB sampe pagi :(

3. Stase obsgyn

Stase paling capek tapi paling berkesan. Semuanya. Obgyn adalah stase dimana para koass menolong persalinan dan mengerjakan pekerjaan "lain". Stase yang paling sering ngabisin pulpen, karena kita harus mengisi kira-kira 10 lembar pertama status pasien. dari identitas, identitas suami, riwayat penyakit pasien rangkap 4, minta tanda tangan suami, ngurus jampersal waaaa semua semuaa kita. belum lagi laporan persalinan, laporan jaga dan resume --a. Masya Allah banget dah awal-awal. Jegleknya berasa banget dari bedah--obsgyn. Luar biasa pokoknya, sampe hapal nama suami pasien dan alamatnya dimana, tandatangannya bahkan. paling menyiksa kalo jaga di VK adalah : (1) observasi induksi persalinan yang harus ditengok DJJnya tiap 15 menit sekali, belum lagi tetesannya dan kemajuan persalinan (2) pasien yang manjanya minta ampun bisa dalam berbagai rupa biasanya si teriak-teriak, ada juga yang sampe pingsan, ada juga yang sampe minta minuman koass *pengalaman pribadi* (3) jaga sama bidan senior, serba disalahin --a

Kecapekan luar biasa itu terobati kalo anaknya lahir dengan sempurna tanpa cacat satupun, koass pun lega. Kalo udah lahir tapi bayinya ga nangis, biru, yang ada koassnya yang nangis T___T. Pernah bahkan sering aku alami, adalah persalinan aneh-aneh. Pertama jaga malam VK mendapatkan serangan fajar luar biasa dahsyat, G2P1A0 presentasi kaki *normalnya bayi lahir kepala dulu*, pas baru nyampe VK itu ya kaki bayinya udah keluar, ibunya disuruh jangan ngeden malah ngeden dan prucuttt keluar tu setengah badan, masya Allah gw setres, liat bayinya biru--ungu malahan udah kaya ungunya stempel rumah sakit. itu bayinya akhirnya keluar setelah 20 menit.Lunglai tak berdaya itu bayi udah unguuuuu, Koass pun lunglai tak berdaya T____T. Setelah baggingan hampir satu jam Alhamdulillah akhirnya si bayi nangis walaupun merintih. Setelah itu dipindah deh ke kamar perinatal. setelah 2 minggu kemudian itu bayi keluar dari perinatal sehat. Alhamdulillah

Stase ini membuat saya melihat, begitu beruntungnya saya dan manusia-manusia lain yang sempurna dalam bentuk dilahirkan dalam bentuk sebaik-baiknya tanpa cacat, tanpa kesulitan apapun dalam persalinan. Begitu besarnya cinta suami kepada istrinya, begitu nikmatnya mendapatkan anugerah buah hati dari cinta yang halal di mata Allah, daripada buah hati dari cinta yang aturannya dibuat sendiri akhirnya digugurkan atau dibuang layaknya anak kucing yang takut dimakan ibundanya sendiri.

Paling enak : jaga bangsal pasien sedikit, ga ada transfusian, jaga VK ga ada pasien dan konsulennya lagi keluar kota, jaga VK sama bidan senior

Paling ga enak : ANGKAT TELEPON bangsal atau VK,observasian induksi persalinan, pasien teriak-teriak, ngerjain kerjaan yang sebenernya bukan kerjaan kita

Paling berkesan : sensasi mendengar suara tangis bayi baik lewat partus normal maupun SC

4. Stase anak

Stase paling membosankan. beeeeuh betek dah stase ini. Pada dasarnya saya menyukai anak-anak cenderung pedofil. Mengapa stase ini menjadi membosankan? (1) jaga terus (2) susah nanyain anak-anak (3) baggingan di perinatal (4) tugasnya dikejar-kejar (5) tukang konsul (6) baik baikinnya itu loh. ga nguatin.

Stase mayor terakhir saya adalah anak. udah dasarnya membosankan ditambah siklus terakhir alias semangat koassnya udah mulai terkikis. udah mencapai titik jenuh sebagai koass. Masa paling depresi dalam kehidupan koass saya. depresi ketemu konsulen di muntilan setiap hari nangis kena marah terus, biar aja cuek aja yang penting koass.

Paling enak : follow up kalo kebagian jaga malam doang, jaga bangsal kalo konsulen udah visite pagi, jaga perinatal pas praktikannya banyak bayinya dikit

Paling ga enak : observasi di perinatal, observasi DSS, bangsalnya horor

Paling berkesan : stase di muntilan ketemu konsulen paling dahsyat sedunia yang dengan sukses membuat 2 minggu terkelam dalam kehidupan saya.

5. Stase jiwa

Setelah stase mayor, saya menjalani koass tahun kedua. diawali stase jiwa. bersyukur banget sih dapet stase jiwa duluan, soalnya pas waktu itu adalah puasa, jadi bisa buka puasa di jogja hehe. soalnya stase jiwanya itu di RSJ ghrasia. Stase jiwa ini antar enak dan ga enak. soalnyaaaa kami pake sistem baru. yang masih setengah matang. buku nilai belum dicetak buku petunjuk apalagi. jadi yang ada kami harus bolak-balik minta tanda tangan konsulen.Di RSJ si ga begitu kerasan ya, karena kebagian konsulen yang agak ga sante orangnya, ya salah sayaa juga sih bikin ilfeel duluan jadi kena terus dah. paling enak adalah di puskesmas Sedayu 2. Top markotop dah, koass di sini cuma disuruh makan sama istirahat doang. hahaha. enak banget surgaaaa.

Paling enak : di puskesmas Sedayu 2, ada lotek sama mi goreng buat sarapan wuih enak tu
Paling ga enak : ngabisin umur di RSJ ghrasia, absen muka doang, ga ngapa2in selain cari pasien buat tugas koass
Paling berkesan : home visit ke setiap rumah pasien jadi tahu hidup kita itu sangat sangat beruntung dibandingkan mereka

6. Stase Saraf

Masya Allah stase ini adalah stase paling berat dalam hidup saya. Kalo pas penyakit dalam itu saja saya sudah kepayahan, lebih lebih stase ini masya allah. Follow up sebelum subuh-visite-sarapan-poli eksekutif-poli umum-visite-jaga-maju tugas tiap malam sampe jam 12-follow up subuh seperti itu terus selama 5 minggu. Hampir rusak badan saya. masya Allah capeknya luar biasa. Lima minggu saya ga pernah cari hiburan selain tidur di malam minggu itu pun kalo ga jaga dan ga maju tugas. Capek

Paling enak : kalo konsulen ga dateng, kalo konsulen dari kampus dateng hahaha
Paling ga enak : visite siang, karena bisa aja ada pasien baru, konsulen ga mau tahu, pikiran udah senep ngantuk banyak pengunjung pasien, bruwed dah kalo visite siang
Paling berkesan : tidur sambil duduk di poli setiap hari.

7. Stase Anestesi

Awalnya si sempet ngelirik anestesi  buat ngelanjutin tapi setelah ngejalananin? agak bimbang yah. baru koass aja udah lelah ga ketulungan. kebetulan si pas siklus aku itu operasinya banyak. cito SC bisa 5. dan on call 7 kali dalam 3 minggu. masya Allah. tugasnya follow up pre op, post op kalo mau, dokternya ga ngewajibin haha. laporan sama si bos kalo ada yang aneh-aneh misal GDS tinggi atau riwayat epilepsi. Stase ini mewajibkan kita berpikir cepat menangani kedaruratan, cepat ganti infus, observasi bed side monitor, bener-bener pontang panting jadi orang belakang layar operasi, belum lagi kalo operasinya 3 atau 4 jadi punya tanggung jawab masing-masing. Konsulennya gokil abis, dulunya padahal katanya terkenal cuek sama koass, tapi sekarang suka ketawa tawa tu dan hapal sama koass. apikan!.

Paling enak : sering dapet makan-makan orang OK
Paling ga enak : CITO dan On Call banyak
Paling berkesan : disapa konsulen pas baru keluar kost padahal saya ga pake snelli, sampe konsulen buka jendela mobil dan ketawa lebar seheboh hebohnya menyapa saya hahaha luar biasa

8.Stase THT

Konsulennya asik. cantik. suka kembaran baju :D. Stase ini menurutku adalah stase paling lengkap. berangkat siang, follow up satu atau dua pasien pre op atau konsulan, poliklinik, operasi. lengkap banget dah paket lengkap.

Paling enak : ga ngapa2in. ga disuruh2.
Paling ga enak : ketemu bu admin bangsal. sakit jiwa kayaknya. aku perang terus tu sama ibu itu
Paling berkesan : sering kembaran baju sama konsulennya :D, sering ditraktir makan juga :D

9. Stase radiologi
SURGA. STASE PALING SURGA. :D. Berangkat setengah 9, kerjaan cuma ngetik dan ngeprint, dan dengerin dokternya berdongeng sampe selesai semua hasil bacaan itu doangggg...

Paling enak : berangkat siang,ruang ber Ac, kerjanya ngetik dan ngeprint doang
Paling ga enak : nahan kantuk
Paling berkesan : ibaratnya lagi mengemong opa opa hehe

10. Stase kulit
DAEBAK!
Stase kulit adalah percampuran dimana antara perhatian yang berlebihan terhadap koass dan wujud rasa cinta yang kadang sulit dipahami karena berupa RPS dan ujian yang banyak. Kulit adalah satu satunya mata kuliah yang sama sekali saya tidak paham. bener tidak paham sama sekali jaman kuliah. Alhamdulillah saya diberikan keberuntungan berupa konsulen yang sangat luar biasa baiknya untuk berbagi ilmu sampe saya mudheng kulit semudheng mudhengnya. :D
Awalnya saya sudah bikin ilfeel beliau, duh jan kapan saya ga bikin ilfeel konsulen? :| oke, RPS 25 pun dilibas abis. hafalan dilibas abis. sinonim dilibas abis. terimakasih dokter konsulen yang luar biasa rajin membimbing koass koass yang sangat polos. otak kami paling tidak sudah tidak polos lagi, penuh dengan sinonim, pengobatan dasar, klasifikasi penyakit, waaaah bener bener loph stase ini aseliiii.

Paling enak : kamu mudheng semudheng2nya tiap hari diajarin banget sama dokternya, penyakit kulit itu jelas, kalo kamu anamnesisnya jelas digabungin sama obyektifnya.
Paling ga enak : RPS dan ujian tiap hari jumat pagi, tapi demi kebaikan kita juga si
Paling berkesan : otak yang tadinya polos tentang kulit sekarang penuh hapalan, konsulen paling TOP rajinnya membagi ilmu :D

11. Stase mata
sebel. ga mudheng apa apa. masih jalan minggu kedua si, cuma terlanjur heboh dan hectic tiap hari di kulit sekarang di mata masya Allah aku makin bingung :( sedih pokoknya, ga semangat banget, njelimeeeet :'(.
Stase mata adalah stase dimana saya gak mudheng apa apa. Kalo cuma sekadar konjungtivitis, keratitis, sinekia anterior, sinekia posterior, miop, astigmat, hipermetrop, atau presbiop sih oke. tapi kalo udah yang njelimet kaya butuh oftalmoskopi itu udah gw nyerah nyerah nauzubillah. Dokternya baik banget, beliau sahabatan sama konsulen kulit bagaikan mario dan luigi. Sampe berangkat bareng pulang bareng. Dokternya baik tapi kurang transfer ilmu, atau mungkin kami yang males. Tapi untungnya perawat poli udah senior banget udah 10 tahun di poli mata hahaha jadi berasa residen mata deh. Enaknya stase ini adalah berangkat siang pulang cepet gak banyak tugas dokternya nyante kaya di pante.. Stase surga juga sih

Paling enak : konsulen mau seminar, pasien sedikit, konsulen mau kencan sama sahabatnya
Paling ga enak : pas gak bisa balikin palpebra superior, ngetes snellen ga rampung2
Paling berkesan : ujian satu satu sendirian sama konsulen, dan gw demam karena belajarnya gak ketulungan :(

12. stase IKM
Kebagian stase IKM di puskesmas Mlati 2 mungkin adalah sebuah anugerah bagi saya dan teman2 saya yang koplak itu. Bagaimana tidak kami bisa sepato patonya di puskesmas ini, huhahaha. Poin sebanyak banyaknya didapatkan dalam beberapa hari. Hari pertama sih saya sempet tepar karena saya harus mengimunisasi 80 bayi dalam sehari cuma dibantu ambilin obat doang, megangin bayi sendiri, injeksi sendiri, kalo gak bawa minum mungkin saya sudah pingsan. Hari berikutnya sih aman aman saja ya... Di stase ini kami ditujukan untuk mengenali sistem kesehatan di masyarakat. Kompleks banget ya ternyata. Tapi sebenernya ga cukup dipelajari selama beberapa minggu aja ya besok kalo fokus di puskesmas ya masih bisa belajar lagi kok. Di stase ini kami diharuskan membuat mini riset, yanggggg bikin males. Apalagi ada konsulen anak terkiller dari RSUD wonosobo yanggggg super duper hmmmm dahsyat dan kurang masuk akal. dih..

Paling enak : orang puskesmasnya coy apikkan banget
Paling ga enak : presentasi konsulen anak dateng
Paling berkesan : barengan sama peristiwa LP cebongan sleman itu jaraknya cuma beberapa meter aja dari puskesmas, saya ilang di sebuah desa di kecamatan mlati sampe diumumin di mushola karena hape saya susah dihubungin pas saya ngitung jentik nyamuk. :D


13. Stase forensik

Stase ini itu agak aneh ya dibandingin stase lain. Agak unik. Hubungannya sama orang mati dan kriminal. Saya menjalani stase forensik ini di FK UGM dan RSUP dr Sarjito. Awalnya sih agak ngeri ya liat video otopsi tapi saat ngelakuin otopsi beneran ga sengeri di video kok. Oh iya yang seru di stase ini kelompok dari UMY itu paling senior yang lain adalah adek 2009 dari UNTAR dan UGM, stase pertama mereka kebayang lah hecticnya mereka. Oke stase ini itu agak nyentrik, tugasnya gak banyak sih cuma males cari dokternya itu loh agak susah ya apalagi saya punya dokter pembimbing yang disiplin mengharuskan kita jam 3 ada di sana padahal yang lain enggak. Tapi baik sih gak galak kaya yang orang2 ceritain. Selama 3 minggu itu kita hmm berasa diteror bunyi telepon, sms, berita kriminal. Tahanan kota. Enggak enak banget. Pulang darimanapun hape harus dicharge, tidur gak tenang. Absolutely deh coret forensik dari daftar minat spesialis.
Tapi dari stase ini kita tahu banyak tentang kehidupan dan kematian. Bahwa hal sepele saja bisa merenggut nyawa kamu, manusia kalo mati ga ada ubahnya kaya bangkai hewan yang lain abis dimakan belatung jadi ya jangan sombong dan taat ibadah sama gusti Allah. Tugas kita pas otopsi itu dibagi jadi centre dan bayangan. Yang utama kerja ya center yg bayangan sebenernya cuma liat aja. tapi ya karena bareng koass baru stase pertama jadi ya kita maklum mereka agak "hectic" dan menyebalkan karena sering ngerecokin.

Paling enak : ga ada otopsi, ga gantian jadi centre
Paling ga enak : karena sesuatu hal saya dimarahi konsulen di dekanat FKUGM yah sudahlah demi tandatangan
Paling berkesan : pas on call pernah muter gas vario sampe 100km/jam, gak mikir kalo saya yang ada di meja otopsi :(

14. Stase IKK
Tibalah di stase terakhir saya jadi koass. Kebagian tugas di Wirobrajan, Alhamdulillah deket aja si dari kost. Puskesmasnya enak meski ga seenak sedayu 2 atau mlati 2. Meski stase ini cuma 2 minggu saya setres depresi dengan stase ini. tugasnya si ga seberapa tapi ya itu lah berturut turut saya begadang pagi sebelum subuh bangun buat ngerjain tugas. full 2 minggu kaya gitu gimana ga setres. ditambah konflik konsulen kampus-konsulen puskesmas-konsulen IPE. pusing pokoknya asli.

paling enak : istirahat makan di mi ceker oye
paling ga enak : selama stase gak enak. konsulennya. tugasnya. rempong abis. belum lagi ribut sama pasien gara gara nomer antrian. dih
paling berkesan : stase terakhir

Sudah segitu saja cerita suka duka saya selama koass, koass adalah masa yang indah untuk dikenang tapi tidak untuk diulang yah :D

melanjutkan atau tidak?

Saturday, 16 February 2013

Sabtu sore nan mendung berhawa sejuk di kota hati beriman, sementara perut masih kenyang dan spaghetty gocengannya kfc masih saja menggantung di paku ruang santai paviliun, korban laper mata. :D

Kembali ke judul melanjutkan atau tidak melanjutkan. Melanjutkan di sini bagi seorang dokter *insya Allah besok kalo udah sumpah* artinya adalah ke PPDS ya. (pendidikan profesi dokter spesialis). Setelah melewati hampir seluruh stase yang ada program spesialisasinya, saya sudah memiliki beberapa gambaran mengenai melanjutkan ke bagian mana. Huih gaya memang. tidak apa-apa haha.

Sejatinya setelah menikah, tidak ada lain cita-cita seorang perempuan melainkan memiliki rumah tangga yang bahagia dunia akhirat. Lebih-lebih mengenai kehidupan seorang muslimah, bahwa keluarga adalah jalan paling dekat dan realistis menggapai surga. Pernikahan bagi kami adalah seluruh kehidupan kami. Namun nantinya saya tidaklah memiliki hanya sebuah janji. Melainkan ada sumpah lain, yakni sumpah profesi.

Pada perjalanannya saya menemui beberapa titik pandang mengenai kehidupan seorang dokter spesialis perempuan dibandingkan dengan dokter puskesmas. Duh dokter puskesmas itu sangat-sangat selow kehidupannya, berangkat jam setengah 8 pulang jam 12, bagaikan anak SD, ditambah lagi tidak ada tekanan apa-apa. Cocok sekali untuk ibu rumah tangga yang mau nyambi jadi dokter. HAHA :D.Paginya nyiapin sarapan, nganter anak sekolah, pulangnya jemput anak, sambil belanja terus masak makan siang, kegiatan puskesmas paling apa sih? posyandu dan lain lain.Pasien paling beberapa, obat mentok yang gratisan di puskesmas, sore masih bisa praktek, main-main sama anak nemenin anak belajar, wkwkwkwk gimana terasa sempurna kan ya?? :D

Entahlah pemandangan paket kehidupan santai seperti itu sempat membayangi saya beberapa waktu, ya sampai sekarang sih. Betapa cocoknya kehidupan puskesmas apabila dijodohkan dengan ibu rumah tangga. Tapi tiba-tiba saya tergugah beberapa konsulen yang menyarankan saya untuk sekolah lagi. Bahwa jaman sekarang tidak cukup menjadi dokter umum semata. Apalagi kedua orangtua yang dengan sepenuh hati meminta saya untuk sekolah lagi. Duh jan makin beratttt untuk tidak sekolah lagi...

Di lain sisi saya melihat kehidupan konsulen perempuan yang "begitu" kesepian. Seolah melihat masa depan saya jika saya terlalu sibuk, tidak dapat bercengkrama dengan anak, tidak dekat dengan anak sendiri, dan masih banyak lagi, yang membuat saya menimang-nimang untuk spesialisasi.

Namun kemudian saya teringat apa yang dikatakan oleh dosen penguji saya, bahwa kehidupan ini adalah amanat, menjadi dokter itu juga amanat, diberi kelebihan adalah amanat, mengapa tidak melanjutkan lagi apabila memang diberikan kelebihan dari Allah, segala kehidupan yang seperti itu dapat diatasi apabila niat kita baik. Ya, semakin lama saya semakin menyadari, bahwa menjadi dokter memang keinginan saya, namun apabila Allah tidak memberikan kemampuan kepada saya untuk menjadi mampu dan sanggup menjalani sekolah kedokteran dan kelak mampu menjadi dokter, maka saya tidaklah pernah menjadi dokter. Mungkin saja sudah tersisih dari babak seleksi awal masuk FKIK UMY. Mungkin saja tersisih saat menjalani blok demi blok. Mungkin saja mengundurkan diri saat cobaan mendera masa-masa dokter muda. Baiklah, saya merubah bahwa dokter memang fardhu kifayah, tapi menjadi dokter adalah amanah. Dokter diberikan kelebihan berupa jasmani dan rohani yang sehat, mental yang kuat, untuk memberikan keputusan saat itu juga, menjadi perpanjangan tangan pertolongan dari Allah untuk mengangkat rasa "sakit" pasien-pasiennya. 

Maka dari itu, saya setuju, bahwa dokter adalah amanah. Melanjutkan adalah amanah. Kalo memang memiliki kesempatan dan kelebihan mengapa tidak?. Mengenai spesialisasi apa? rahasia. hehehehe liat saja nanti saya menjadi dokter spesialis apa. :)