Jumat, 07 Oktober 2011

ketika hidup mengingatkan kematian itu begitu dekat.

Alhamdulillah ga kerasa esok hari genap 3 minggu koassistensi. Aku merasakan bahwa profesi ini benar-benar membuatku hmmm semakin dekat denganNya, dan itu artinya bahwa pilihanku ini benar. Kematian menjadi hal yang tidak bisa aku hindari, isak tangis keluarga, entahlah semua itu semakin terbiasa di telingaku. Semakin takut bahwa kematian itu begitu dekatnya, bagai tak sempat mengucap selamat tinggal kepada orang yang tercinta.

Aku mungkin begitu cengeng, ketika menganggap semua pasien itu seperti keluargaku sendiri. Ketika aku menangani seorang ibu paruh baya aku ingat mamah, bapak paruh baya aku ingat papah, ketika pasien itu seusia adek2ku aku ingat mereka. Aku ingat betapa aku sangat menyayangi mereka. dan sama sekali tak ingin mereka atau aku berada dalam situasi gawat atau keadaan jatuh sakit seperti itu.

Semuanya. Betapa kasih sayang orangtua itu sepanjang jalan sedang anak sepanjang galah, ketika aku melihat ibu tua sedang ditunggui anak perempuannya yang tak henti2nya menyalahkan ibunya yang tidak nafsu makan. Atau anak anak yang datang mengunjungi ibundanya hanya saat sakaratul matu?. Aku tidak ingin seperti itu. semoga aku adek2ku kakakku semua orang yang aku sayangi kelak tidak akan seperti itu kepada orangtua kami ya Allah :'(

Betapa kesehatan begitu berharganya. Ginjal digantikan mesin yang harus diupdate 2 minggu sekali dengan biaya 700 ribu.Albumin 2 juta yang hanya dihabiskan kurang dari 1 jam. Atau badan yang harus rela disuntik 3 kali sehari dosis insulin short acting ketika gula darah tak bisa dimanfaatkan dengan baik.Surplus tapi tak bisa menikmatinya.


Aku menikmati hari-hariku bersama pasien, mendengarkan apa yang mereka keluhkan meski hanya sesekali aku mampu memberikan saran kepada mereka. Tapi aku bahagia ketika mereka merasa senang aku dengarkan. Aku senang ketika mereka mengabarkan bahwa esok mereka diizinkan untuk pulang dan kembali bersama keluarga. Aku senang ketika aku berjalan lalu ada yang memanggilku dari belakang, dan ternyata itu mereka. Mereka masih mengingat namaku rupanya. Tak jarang pula aku yang melihat mereka sedang kontrol ke poliklinik dengan keadaan yang lebih baik. Itu adalah perasaan paling luar biasa.

Ya Allah aku tahu meski awalnya berat, tapi aku tahu Engkau yang memilihku memanggilku untuk berada di sini, di jalan ini ya Allah, aku yakin Engkau pula yang akan memampukanku, karena tidak ada yang tidak mungkin bagiMu.. Niatku tulus ya Allah, mudahkanlah, berikanlah kesabaran yang lebih kepadaku ya Allah yang Maha Sabar :)

Senin, 03 Oktober 2011

ehem koass begini rasanya begini ceritanyaaa

dunia perkoassan dimulai di senin pagi 19 september 2011, hyaaa berangkat pagi pagi jam setengah 6 demi follow up pasiennya bunda karena denger2 bunda itu gesit dan disiplin. yeah aku dapet stase penyakit dalam di perjalanan dunia perkoassan. oke otak aja masih kosong melompong follow up seadanya. 2 hari pertama aman karena tanpa bunda wkwkwkwk... tapi hari ke 3 tepaaar karena baru ngikut bunda ke sana ke mari jalan aja kita kalah ga jarang harus lari sana sini, orientasi sama bunda akhirnya menemukan titik kulminasi *halah* pada hari ke 5 bersama bunda hehe mulai menikmati semuanya. meski harus lari lari kecil bolak balik cempaka mawar melati poliklinik sampai kaya orang lagi sai' follow up masing masing pasien, jaga UGD, jaga bangsal. aaah macem macem deh. dari kaki yang tadinya kaku kuduk *halah* sekarang udah ga berasa kaku karena udah kebiasa berdiri berjam jam di poli atau bolak balik cempaka mawar melati beberapa kali dalam sehari. :)

baca EKG cuma dalam waktu kurang dari 5 menit haha inilah hasil didikan bunda wkwkwk, terpaksa mamennn terpaksa tapi jadi pinter dan teliti juga duh paporit dah si bunda ni hehe :D, oke sekarang tidur duluuu besok BST sama bunda nuiii