Minggu, 16 Maret 2014

The way of li(f)e

Apa yang terlintas di pikiran anda seketika mendengar pernyataan tersebut?.
Jikapun anda seorang muslim/muslimah sudah seharusnya menjadikan Islam for our the way of life...
Jikapun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maka akan muncul Pancasila, undang-undang dasar, dan bentuk perundang-undangan yang lain...
Jikapun dalam kehidupan bersosial maka ada budaya,adat,kebiasaan,nilai,norma,etika,kode etik dan lain-lain...

Tapi benarkah kita menjadikan aturan tersebut menjadi the way of life?...

Rasanya tidak ya sepertinya...
Mereka ada untuk apa sih?
Sebagai pelengkap dan bukti bahwa manusia adalah makhluk beradab bukan biadab, dalam kata lain pembeda spesies manusia dan hewan dan tumbuhan serta makhluk lainnya pelengkap alam semesta...

The way of life
Or
The way of li(f)e
?

Saya sendiri merasa terlalu banyak hal yang dipaksakan untuk menjadi manusia "normal" dalam definisi yang dimiliki masyarakat kebanyakan..
Padahal setiap manusia adalah unik.

Tidak ada waktu yang pasti untuk tahu manusia akan lahir kapan meski sudah ada penghitungan hari perkiraan lahir,USG dengan berbagai ukuran yang digunakan, tetap tidak ada yang tahu... apalagi kematian..

Tapi dari aturan aturan tersebut manusia seakan diseragamkan...
Kecuali aturan agama yang mutlak turunnya dari Allah SWT...

Pada akhirnya manusia tidaklah unik jika dipandang sebagai makhluk yang diseragamkan dalam norma...

Pada akhirnya banyak passion dari seorang penari atau pelukis atau anak band yang kandas karena dinilai passion mereka tidak bermasa depan dibandingkan dokter,guru,akuntan,insinyur...

Pada akhirnya segala cara dihalalkan asal kita dianggap normal oleh masyarakat...

Pada akhirnya tak jarang Al-Quran dan Hadist ditinggalkan demi dianggap memiliki kehidupan yang lempeng saja di mata masyarakat yang membenarkan mayoritas dibandingkan memayoritaskan kebenaran...

Saya menulis ini sebagai instrospeksi diri, dimana permulaan itu sulit jika saja kita tidak pernah tahu kapan waktu yang tepat sebelum kita memulai saja melempengkan tujuan hidup kita, kehidupan akhirat yang bahagia. Kebahagiaan hakiki.

Sudah seberapa banyak yang saya habiskan di dunia? Seberapa banyak bekal yang sudah saya siapkan?

Saya rasa siapapun menjawab tidak pernah siap namun tidak pernah sungguh sungguh mempersiapkan.

Semangat datang dari sebuah foto, foto wisuda profesi saya bersama kedua orangtua. Saya merasa saya ini tidak akan pernah bisa sedetikpun membalas cinta mereka kepada saya selama ini. Selain saya menjadi muslimah yang solehah untuk senantiasa menjadi ladang amalan bagi mereka berdua.Ternyata saya begitu penting untuk mereka tidak hanya di dunia fana tapi akhirat.

Iya solehah adalah satu satunya gerbang dari segala jurusan tujuan kehidupan fana, kebahagiaan kehidupan yang hakiki.

Saya berharap dan bersungguh sungguh dapat menjadi anak,istri,ibu,dokter yang solehah. Tanpa memaksakan segala sesuatu untuk menjadi sebiasanya kebanyakan orang.

Setiap orang berhak mencapai tujuannya dan saya rasa tujuan itu adalah kepastian. Hanya saja kita berhak memilih bagaimana cara yang kita tempuh.

The ultimate way of life : Al-quran dan hadist
Not the way of li(f)e

Tidak ada komentar:

Posting Komentar