Rabu, 15 Juni 2011

hidup saya saat ini.

Saat ini usia saya sudah 21 tahun. Mamah dan Kakak ipar saya di usia saya sudah menikah dan punya anak. Sedangkan saya? pasangan saja tidak ada. hahaha miris...

Di usia yang mulai dibilang sudah tidak remaja lagi, saya masih suka galau. Karakter yang perfeksionis dan penuh rencana membuat saya galau ketika kehidupan mulai melenceng dari apa yang direncanakan. Meski sejatinya semangat saya naik turun tidak menentu mengejar apa yang saya citakan dan saya cintakan saat ini.

Tapi saya menurut saya masih cukup beruntung. Saya mengetahui apa yang ada dalam diri saya. Saya mengetahui apa yang menjadi kemampuan dan kesanggupan saya pribadi. Saya mengetahui sampai batas mana saya dapat mentolerir sesuatu dan sampai batas mana saya harus tegas dan meninggalkan sesuatu. Tidak banyak saya kira yang mengetahui dirinya sendiri sebaik itu. Namun tidak dipungkiri, ada kejelekannya juga sih, saya terlalu memikirkan ini dan itu sebab dan akibat dari sebuah eksperimen hidup.

Saya dengan pribadi saya yang saklek namun fleksibel ini, di kota perantauan ini sudah melihat berbagai perilaku orang. Kadang mengagumi kok ada orang sesempurna itu, kadang tertawa miris melihat seseorang berkembang menjadi pribadi yang stagnan atau malah semakin buruk dari waktu ke waktu. Belajar menghadapi orang dengan berbagai kepribadian dan berbagai sisi kehidupan. Belajar berempati, meski sejatinya terkadang masih saja ekspresi saya bertolak belakang dengan apa yang seharusnya saya utarakan.

Manusia itu berkembang dari apa yang didapatnya dari kehidupan. Saya mendapati diri saya sendiri berkembang di sisi lain, namun saya masih saja menjadi pribadi saya yang cuek terhadap kehidupan orang lain. hahaha... Cuek pada masalah orang lain yang sejatinya tidak berpengaruh dalam kehidupan saya sebenarnya. Sepertinya saya tidak berbakat menjadi ibu-ibu yang selalu ingin tahu tetangganya telah menghabiskan berapa banyak uang untuk dapat tampil mewah. Tapi di sisi lain, saya berbakat menjadi ibu-ibu saat menghabiskan banyak waktu untuk mempersiapkan penampilan dalam sebuah acara tertentu.. Saya labil ataukah saya memang labil? ahahaha :)

Waktu terus berjalan, membuktikan siapa saja yang pantas ditempatkan dalam kehidupan kita. Teman, sahabat, kekasih, tak usah ambil pusing bagaimana tetap mempesona bagi mereka sampai kita mengorbankan segala idealisme atau malah diri kita. Jadilah dirimu sendiri, karena waktu selalu setia menjawabnya, siapa yang pantas untuk tetap tinggal dan siapa yang pantas untuk dilupakan. Jika ada yang berubah dan perlu diubah menjadi pribadi yang lebih baik, tidak apa. Namun jangan berubah menjadi pribadi yang mereka inginkan sepenuhnya. Bersabarlah untuk digantikan seseorang yang lebih baik. Percayalah Allah selalu menyayangi kita, selalu menempatkan kita dalam plot kehidupan yang terbaik dan tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh kita :)

Teman saya tak terhitung berapa banyak. Namun sahabat saya adalah mereka yang tetap bertahan sampai sekarang. Bertahan mengahadapi saya yang sering menye-menye, meledak-ledak, yang tak jarang kesal karena rencana saya tidak berjalan dengan lancar. Itulah sahabat-sahabat saya. Bertahan untuk menguatkan satu sama lain, bertahan untuk menajamkan satu sama lain, bertahan untuk mengingatkan satu sama lain, bertahan menjadi paragraf rehat yang indah dari kehidupan sosialita yang tak jarang menuntut kita pada pribadi yang dapat diterima dan dianggap wajar.

Kekasih? haha.. Saya tidak punya kekasih. Mungkin tidak berminat menjadi kekasih (sementara). Karena saya yang tabiatnya gampang galau ini sepertinya tidak cocok dengan kehidupan yang begitu labil, membina sebuah hubungan yang tidak jelas juntrungannya mau dibawa kemana. iya kalo jodoh? kalo tidak? bisa nangis guling-guling mimisan dari hidung telinga mata mulut menguliti diri sendiri *lebaiy*. Memang jodoh itu dibangun ya, bukan ditemukan. Tapi sepertinya bukan itu yang menjadi prioritas saya saat ini. Dan saya belum mau dipusingkan dengan hari-hari begitu labil, hari ini tertawa, besok menangis, besok marah-marah, cemburu duuhh. Saya ini tipe pemikir, ada masalah sedikit dipikir sampai mau mati, sampai ga bisa makan. Bisa mati kalo saya labil seperti itu dan berantakan deh kuliah saya. Eman-eman. Jodoh tidak kemana, seperti yang saya katakan tidak perlu bersikeras mencintai seseorang, jodoh adalah kepastian. Bukan mencintai sampai mati yang susah dilakukan, melainkan mencintai sewajarnya itu yang sulit dilakukan sodara-sodara. Nanti saja kalo saya merasa matang dan mapan, saya sudah siap mempertanggungjawabkan kecintaan saya pada seseorang, saya baru mengiyakan mau menjadi kekasih seseorang seumur hidup bukan sementara.

Yah sudahlah segitu saja curcolan hari ini. Saya mau mandi. Mau makan. Lafaaar dan gigi saya masih sakit berkelanjutan dari hasil cabut gigi kemarin :'(

selamat berhari kamis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar