Sabtu, 09 Oktober 2010

When will I find you, my autumn…?

October 9, satnite, lonely at my pavilion *as usual J*

Saya masih terhanyut dalam apiknya skenario 500 days of summer (2009) yang diiringi soundtrack tak kalah menariknya. Larut dalam lakon Tom, mengarungi 500 days with Summer and whatever about her. Mad about Summer and the bla bla bla. Bodoh.

Ini bukan tentang permainan Summer atau Tom yang bodoh dengan meyakini definisi yang salah tentang cinta. Namun coba kita telusuri dari awal, entah siapa yang mengatakan bahwa cinta adalah tentang memberi bukan tentang saling mengerti dan melengkapi. Hingga muncul suatu harapan : Tak apa dia yang kita cintai tak mencintai kita asal kita tetap berada di sampingnya, dan pasti suatu hari dia akan mencintai kita. Oh come on? Mau berapa lama kita hidup dalam pengharapan yang tak berujung seperti itu?. Hidup dalam rasa yang kita namakan itu cinta, padahal nyatanya menderita..

Well, definisi cinta dan orang yang saya cintai selalu mengalami perkembangan. Dulu saya mengira, cinta hanya patut bagi lelaki yang sempurna bagi wanita yang sempurna. Seperti saya mendambakan seseorang yang ganteng, romantis, cerdas, pintar, tekun, mampu mengarahkan, punya banyak persamaan, mengenali saya dengan baik, dan lain sebagainya menjadi pendamping hidup saya. Kriteria seperti ini dan seperti itu. Dia harus popular, dia harus jenius, dia harus setahun lebih tinggi dari saya, dia harus punya bakat tertentu, dan bla bla bla. Pemikiran anak remaja.

Suatu waktu saya bertemu seseorang. Tidak seperti Tom yang mengagungkan Summer,yang begitu sempurna di matanya. Lelaki ini jauh dari kriteria sempurna menurut saya. Namun yang saya tahu, saya hanya dapat tertawa lepas bersamanya. Definisi tentang cinta pun berganti. Menjadi sangat sederhana, yaitu i feel there are butterflies on my stomach when I laugh with him. Namun akhirnya? We broke up. Simple, ternyata tidak pernah ada kupu-kupu dalam perutnya seperti yang saya rasakan.

Untuk beberapa waktu saya meratap, menangis, kecewa, merasa dipermainkan, merasa takut tidak menemukan seseorang yang bisa menerimaku mencintaiku dan aku cintai sepertinya apa adanya. Persis seperti Tom, yang selalu bilang dia sama sekali tidak mirip Summer, pada semua wanita yang ditawarkan teman-temannya.

Look, I know you think that she was the one, but I don't. No, I think you're just remembering the good stuff, next time you look back, I, uh, I think you should look again.”

So I did what Rachel Hansen said above. Mereview kembali apa yang saya lakukan. Dan yeah saya pantas untuk yang lebih baik Hahaha I’m sorry J, but I know you must good enough for the other girl J. Tak apa saya menangis tak apa, toh yang bengkak juga mata sendiri haha. Tak apa saya menyesali keputusan di hari lalu yang penting saya belajar dan saya tidak kembali kepada kebodohan masa lalu. Tak apa seorang yang masih muda seperti saya salah, yang penting saya belajar. Tak perlu takut dicintai orang lain tanpa menjadi diri saya sendiri, karena nyatanya saya selalu menjadi diri saya sendiri dimanapun saya berada,J

“You know, my friends are all in love with you. You know, it's like we said. Plenty of other fish in the sea.

Alasan saya kali ini, semoga alasan yang tidak mempunyai batasan. Tidak sama seperti dulu yang alasanya masih sangat manusiawi, sehingga mentok saat ada penawaran yang lebih menggiurkan.halah.
Yang terpenting bukan siapa yang ada di hati saya saat ini atau di hati siapapun saat ini. Jodoh adalah kepastian. Kita tak perlu mengejar siapa siapa. Kita tak perlu bersikeras mencintai siapa siapa. Dan meski saya masih sendiri dan terlihat menutup hati. Bukan artinya saya stuck dengan masa lalu saya. Bukan. Sama sekali. Percayalah saya bukan orang seperti itu. Haha. Bahkan Tom yang begitu menggilai Summer saja terpesona melihat Autumn, so when will I find you, my Autumn?? I can’t hold it for so long…
Selamat bermalam minggu…
 J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar